Kamis, 12 Oktober 2017

Penerapan E-Commerce di Indonesia dan Dunia

Sejarah E-Commerce
Penerapan Electronic Commerce bermula diawal tahun 1970-an, dengan adanya Electronic Found Transfer (EFT). Saat itu, tingkat aplikasinya masih terbatas pada perusahaan besar, lembaga keungan, dan beberapa perusahaan kecil. Kemudian muncuk Electronic Data Interchange (EDI), yang berkembang dari transaksi keuangan ke pemprosesan transaksi lain, Jumlah perusahaan yang ikut serta menjadi besar, mulai dari lembaga keuangan sampai perusahaan manufaktur, layanan dsb. Aplikasi lain kemudian muncul, memiliki jangkauan dari perdagangan saham hingga sistem reservasi perjalanan, aplikasi ini disebut aplikasi telekomunikasi. Dengan adanya komersial internet di awal tahun 1990-an maka muncul istilah Electronic Commerce. Alasan bagi pesatnya perkembangan teknologi tersebut karena perkembangan jaringan, software, meningkatnya persaingan dan berbagai tekanan bisnis.

E-Commerce sebagai New Media dan Perkembangannya
New media merupakan istilah yang lekat dengan kemunculan sarana-sarana komunikasi melalui dunia maya. Kamus Cambridge mendefinisikan new media sebagai produk dan jasa yang menyediakan informasi atau hiburan menggunakan komputer/internet. Kehadiran komputer dan internet sebagai media baru begitu memudahkan publik dalam berkomunikasi dan mengakses informasi. Pemanfaatan new media oleh masyarakat pun kian beragam, salah satunya ialah untuk melakukan transaksi jual-beli. Sistem tersebut dinamakan perdagangan elektronik, atau electronic-commerce (e-commerce). Karakteristik new media yang menjanjikan akses tanpa batas, cepat dan interaktif memudahkan konsumen dalam memperoleh suatu produk sesuai keinginan. Peluang ini dimanfaatkan oleh para produsen dan distributor untuk memasarkan suatu produk secara online.
Perkembangan new media dalam satu dekade terakhir mengalami kemajuan di seluruh dunia. Seiring pesatnya penggunaan new media, praktek e-commerce pun semakin meningkat. Hal ini memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ekonomi negara-negara, baik makro maupun mikro. Untuk menunjangnya, diperlukan sebuah perangkat yang mengatur masalah pemanfaatan teknologi informasi dalam perniagaan secara lebih mendalam. Trend perdagangan melalui media elektronik pun turut masuk ke dalam pembahasan pada lingkup regional. Pada November 1999, organisasi kawasan Asia Tenggara menyepakati e-ASEAN Task Force3, yakni sebuah badan pengawas yang terdiri atas perwakilan pihak pemerintah dan swasta dari sepuluh negara anggota. Diantaranya tujuan dibentuknya e-ASEAN Task Force tersebut ialah untuk mendukung kemunculan e-commerce berupa usaha berbentuk dot-comdan proyek-proyek yang menopangnya, seperti e-enterpreneurship seminar, ASEAN School Network, jaringan perdagangan regional, portal ASEAN World Master, serta program pertukaran bisnis/industri (Orbeta, 2002:133).
Negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia telah memiliki formulasi kebijakan tersendiri yang mengatur transaksi melalui media elektronik. Diantara negara-negara tersebut, Singapura sebagai negara maju di Asia Tenggara memiliki visi untuk menjadi Pusat E-commerce Internasional (International Electronic Commerce Hub), yakni negara dimana seluruh transaksi perdagangan elektronik regional maupun internasional diproses. Tak heran bahwa Singapura memiliki perangkat regulasi mengenai kegiatan e-commerce yang lengkap dan memadai. Sementara itu, dengan bekal 237 juta penduduknya, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara yang diproyeksi memiliki prospek menjanjikan dalam bidang e-commerce. Salah satu indikatornya ialah melalui belanja iklan di internet yang pertumbuhannya mencapai 200% dari tahun ke tahunnya. Sayangnya, aturan mengenai e-commerce di Indonesia belum selengkap dan sememadai Singapura.
New media merupakan hal yang tengah mengemuka. Penggunaannya sebagai sarana informasi dan komunikasi dimanfaatkan pula oleh para pebisnis sebagai sarana baru dalam ranah perdagangan melalui e-commerce. Perbandingan kebijakan dua negara Asia Tenggara, yakni Indonesia dan Singapura dalam menangani masalah publik terkait interaksi dalam praktek e-commerce merupakan hal menarik untuk dikaji secara lebih mendalam.

Analisis SWOT untuk E-Commerce di Indonesia
Information and Communication Technology (ICT) Centre mengkaji situasi di Indonesia berkaitan dengan e-commerce, yakni

Strengths
Kenyamanan membeli via Internet dari depan komputer di rumah sendiri, kantor atau warnet. Ini menghemat waktu dan usaha, pembayaran mudah, Apalagi generasi muda Indonesia masa kini mulai tidak segan – segan lagi untuk memesan barang-barang via Internet.
Harga yang kompetitif Ini disebabkan perusahaan-perusahaan e-commerce tidak perlu menanam uang untuk stok dan menyewa showroom dan efisiensi-efisiensi lainnya
Populasi Indonesia Indonesia dengan populasi penduduk ratusan juta adalah potensi yang luar biasa besar, jika daya belinya sudah meningkat.
Infrastruktur Internet. Infrastruktur Internet Indonesia mungkin bukan yang terbaik, namun termasuk cukup merata – terutama berkat Wasantara.Net. Dan di pusat-pusat ekonomi (Jakarta, dan lain-lain) banyak pilihan ISP (Internet Service Provider) dan WarNet (Warung Internet) sehingga mudah untuk mengakses Internet.
SDM yang sedang berkembang Generasi muda Indonesia potensinya cukup menjanjikan. Monitoring di berbagai forum di Internet menunjukkan peningkatan prosentase generasi muda yang ahli dalam hal teknis komputer – yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor e-commerce.



Weaknesses
Daya beli Masih sangat lemah, kecuali untuk sebagian kecil dari masyarakat Mungkin economic recovery terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang
Sosialisasi credit card. Dari berbagai pemberitaan di Kompas dan Sindo, pemilikan dan penggunaan credit card di Indonesia sudah mulai menunjukkan gejala peningkatan. Memang masih menunjukkan simbol status (baca: selain prestise, juga sebagai pengutang). Tetapi banyak pengguna credit crdyang bermasalh. Ini dapat sangat menyulitkan perkembangan eCommerce di Indonesia.

Sosialisasi Internet Internet walaupun perkembangannya meningkat di Indonesia, namun masih jauh dari menjadi gaya hidup mayoritas penduduk Indonesia. Perkiraan resmi dari Asosiasi Penyedia Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengenai jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini dan perkiraan sampai akhir tahun 2006 adalah sesuai dengan tabel berikut ini:
Opportunities
Stealing the start, yakni e-commerce baru saja mulai menanjak di Indonesia
Membuka peluang bisnis dari luar negeri, berarti barang-barang kita termasuk murah untuk mereka. E-commerce memungkinkan mereka untuk membelinya dengan mudah.
Banyaknya pendatang baru di Internet membuat website-website portal sibuk untuk merekrut mereka untuk menjadi customernya.
Sektor bisnis yang sedang berkembang dengan sangat pesat. Perputaran uang di sektor ini akan mencapai trilyunan dolar AS.

Threats
Situasi ekonomi & politik di Indonesia yang tidak stabil dapat membuat website e-commerce yang sudah ada dan yang baru akan berkembang bisa surut kembali.
Adanya carder, yakni orang yang melakukan cracking, yakni pembobolan terhadap kartu kredit untuk mencuri nomor kartu orang lain dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Biasanya yang menjadi korbannya adalah mereka yang memiliki cartu credit dalam jumlah besar. Menurut hasil riset, pada tahun 2002, Indonesia menempati urutan kedua setelah Ukraina dalam kejahatan carding. Saat ini memang mulai menurun, tetapi masih ada carder yang menggunakan kartu kredit orang lain untuk mendownload file seperti musik dan film. Aktifitas Internet yang merugikan seperti Spam, Abuse dan Fraud.
Budaya ikut-ikutan langsung terjun ke arena tanpa perhitungan dan persiapan yang matang, kembali dapat meruntuhkan kepercayaan masyarakat kepada ecommerce.


Strengths (Kekuatan)
Merupakan perusahaan on-line pengecer produk media yang mendidik sekaligus menghibur.
Fungsi seperti Pengguna Review yang dianggap sebagai atribut yang positif untuk berbagi informasi dan masukan yang dapat membantu mendorong penjualan.
Amazon merupakan perusahaan online yang telah memiliki nama yang terkenal di se;eruh dunia. Pada sepuluh tahun terakhir ini telah mengembangkan basis pelanggan sekitar 30 juta orang, dan sekarang amazon.com telah memiliki memiliki kategori produk yang mencakup elektronik, mainan dan permainan, dan masih banyak lagi.
Penggunaan pasar on-line menyediakan fasilitas bagi pelanggan untuk menjual barang-barang yang tidak diinginkan, sehingga menjadi point yang berbeda bagi amazon.com untuk bersaing dengan para pengecer lainnya. Dan berhasil membangun ikatan yang kuat dengan pelanggan yang lebih muda sehingga memberikan kesetiaan kepada merek.

Contoh E-commers di Dunia
Adidas.com (Adidas)

Deskripsi :
            Adidas merupakan sebuah perusahaan yang menjual berbagai macam perlengkapan sports. Sejak pertama kali dirilis tahun 1949 oleh Adolf dan Dassler yang digunakan pada nama adidas. Dari sisi penampilan sport yang diberikan, adidas berusaha untuk memberikan kenyamanan dari ketidakpastian bagi para atlet yang menggunakan produk-produk buatan adidas. Sedangkan dari sisi gaya sport yang diberikan pun, adidas memberikan keunikan tersendiri bagi produk-produk mereka untuk membedakannya dengan produk lain, dengan cara mengubah gaya jalanan (street style) menjadi gaya kelas atas (high style) bagi para konsumen yang sebagian besar merupakan atlet.
            Beberapa kategori olahraga yang menjadikan adidas sangat banyak diminati oleh para konsumennya ialah olahraga sepakbola, renang, serta bola basket. Dengan menggunakan strategi menciptakan berbagai produk-produk olahraga yang berkualitas baik serta memiliki bagian yang menjadikan olahraga menjadi bagian dari hidup orang kebanyakan.

            Manajemen adidas juga berusaha sebaik mungkin untuk membuat para konsumen mereka merasa puas, karena konsumen merupakan bagian terpenting untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Demi menjadi pemimpin dalam mencapai pangsa pasar, adidas juga menginvestasikan sahamnya terhadap beberapa perusahaan-perusahaan olahraga. Jika ingin mengetahui lebih banyak mengenai adidas, dapat mengunjungi website : http://www.adidas.com

Analisis :
            Dalam website adidas, tersaji dengan gambaran homepage yang cukup menarik dengan unsur-unsur olahraga yang diperlihatkan. Terdapat juga fitur-fitur umum yang disajikan untuk memudahkan konsumen mengetahui perkembangan produk-produk yang ditawarkan adidas, tetapi website adidas tidak melayani pemesanan produk secara online, website ini hanya memberikan informasi outlet dan nomor kontak pemasaran dari adidas itu sendiri.            

Fitur-fitur :
Di dalam website adidas memiliki fitur-fitur, yaitu : HomeOur GroupSpirit of Sport,SustainabilityInvestor RelationsMediaCareersRSSFAQ, Sitemap, Contact, What we do, Our Mission, Strategy, Brands, History, Supervisory Board, Executive Board, dan Locations yang memberikan informasi kepada konsumen lebih mendalam mengenai adidas.

Kelebihan :
            Kelebihan dari website adidas ialah memiliki fitur-fitur yang cukup lengkap bagi informasi yang diinginkan konsumen menegnai perusahaan dan produk-produk adidas. Dilengkapi dengan FAQ, para konsumen tidak harus bertanya langsung ke outlet adidas atau menghubungi kantor pemasaran, karena dalam FAQ terdapat beberapa kumpulan pertanyaan yang biasa ditanyakan oleh orang-orang kebanyakan.

Kekurangan :
            Kekurangan dari website adidas ialah dalam website ini, konsumen tidak dapat melakukan pembelian secara online, karena website ini hanya menyediakan informasi mengenai outlet-outlet adidas di seluruh dunia, yang secara tidak langsung konsumen hanya bisa membeli produk adidas di outlet-outlet tersebut.

Saran :
            Sebaiknya adidas membuat suatu cara pembelian online bagi para konsumen agar bisa menarik lebaih banyak konsumen lagi, serta lebih memudahkan konsumen melakukan pembelian terhadap produk-produk adidas.

Kesimpulan :
            Jadi, dalam website adidas tersedia fitur-fitur yang cukup membantu konsumen untuk mengetahui perkembangan produk adidas dan juga tempat penjualan produk tersebut di beberapa daerah, namun tidak dapat dilakukan pemesanan secara online terhadap produk-produk yang dijual oleh adidas.

Sumber:
http://imultidimensi.wordpress.com/2011/06/10/e-commerce-dan-peluang-di-indonesia/
http://myebusinessworld.blogspot.co.id/2016/05/contoh-perusahaan-e-commerce-di-dunia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar